DAMPAK ISI KRISIS GLOBAL DI INDONESIA

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penanaman modal atau investasi dalam suatu perekonomian sangat diperlukan baik untuk menunjang pertumbuhan ekonomi maupun perluasan tenaga kerja.


Oleh karena itu upaya untuk menarik investor dalam menanamkan modalnya di Indonesia secara intensif sudah dilakukan oleh pemerintah. Agar pelaku ekonomi merasa aman dan tentram dalam melakukan aktivitasnya maka perlu stabilitas ekonomi didalam negeri.
Sebagai negara berkembang yang sedang membangun, Indonesia membutuhkan dana yang cukup besar untuk pembangunan. Disamping usaha mobilisasi dana dari luar negeri, dana dari investasi dari luar negeri diluar pinjaman pemerintah juga terus diupayakan. Dengan kondisis perekonomian di dalam negeri yang belum sepenuhnya kondusif seperti saat sekarang ini, banyak investor asing yang masih enggan untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Dalam upaya menarik minat investor asing menanamkan modalnya di Indonesia, pemerintah terus meningkatkan kegiatan promosi baik melalui pengiriman utusan keluar negeri maupun peningkatan kerjasama antar pihak swasta nasional dan asing. Karena saat ini banyak investor dari luar negeri yang berhati-hati dan selektif untuk menanamkan modalnya atau untuk berinvesatsi ke Indonesia. Hal ini sangat terkait dengan situasi keamanana dan ketertiban di dalam negeri belum sepenuhnya dianggap aman.
Kebijakan tentang penanaman modal asing yang disetujui oleh pemerintah diatur dalam undang-undang No 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA), kemudian disempurnakan dengan berlakunya Undang-Undang No 11 tahun 1970. Rencana PMA yang disetujui oleh pemerintah adalah nilai investasi proyek baru., Perluasan, dan statusnya yang terdri atas saham peserta Indonesia saham peserta asing dan modal pinjaman.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam situasi dan kondisi ekonomi yang belum kondusif ini, pengembangan kegiatan usaha kecil dan menengah (selanjutnya disebut UKM) dianggap sebagai satu alternatif penting yang mampu mengurangi beban berat yang dihadapi perekonomian nasional dan daerah. Yang menjadi rumusan masalah berikut ini adalah Dampak Isu dan pengaruhnya terhadap krisis Global pada saat ini.

1.4. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mempelajari lebih jauh lagi tentang Dampak Isu dan pengaruhnya terhadap krisis Global Indonesia pada saat ini.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Krisis GLobal
Kata krisis sebagai suatu “masa yang gawat / kritis sekali” dan “suatu titik balik dalam sesuatu”. Istilah ini sering digunakan untuk suatu reaksi dari dalam diri seseorang terhadap suatu bahaya dari luar. Suatu krisis biasanya meliputi hilangnya kemampuan untuk mengatasi masalah selama sementara waktu, dengan perkiraan bahwa gangguan fungsi emosi dapat kembali seperti semula. Jika seorang mengatasi ancaman itu secara efektif, maka ia dapat kembali berfungsi seperti keadaan sebelum krisis.
Jadi kita melihat bahwa krisis mempunyai empat unsur yang jelas. Unsur yang pertama adalah kejadian yang penuh risiko. Ini adalah kejadian yang mengawali suatu reaksi berantai dari kejadian-kejadian yang mencapai puncaknya dalam suatu krisis. Unsur yang kedua adalah keadaan rentan. Tidak semua peristiwa ini membawa seseorang kepada suatu krisis. Kalau orang tidak rentan, pasti krisis itu tidak mungkin terjadi. Unsur ketiga adalah faktor yang menimbulkan krisis tersebut. Cara lain untuk mengatakan hal ini ialah bahwa ini adalah faktor terakhir yang ditambahkan pada faktor-faktor lain. Unsur yang terakhir adalah keadaan krisis yang aktif.
Sedangkan arti istilah global dianggap berkaitan erat dengan “sedunia, secara masal, secara umum”.
Jadi, krisis global adalah suatu keadaan gawat, kritis yang terjadi di seluruh dunia, atau mendapat dampak di seluruh dunia.

2.2 Faktor Penyebab Krisis Global
Apakah yang menjadi penyebab krisis global ini? secara garis besar ada 2 jenis, yang pertama disebut sebagai commercial bank. Bank ini bekerja seperti pada bank-bank yang dikenal di Indonesia yaitu menerima deposito dari masyarakat dan kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit misalnya kredit usaha, kredit modal kerja, kredit KPR, kredit mobil, kartu kredit, student loan dan lain sebagainya.
Setiap bentuk usaha memerlukan modal, baik dalam bentuk modal investasi maupun modal kerja. Dalam proses investment banking ada 2 cara untuk mendapatkan modal. Yang pertama adalah dengan menjual saham kepada publik dengan proses IPO. Dan yang kedua adalah dengan meminjam kepada public dengan menerbitkan bond (surat utang). Selain perusahaan - bentuk badan hukum lain seperti pemerintah dan pemerintah daerah juga bisa menerbitkan surat utang ini (misalnya Surat Utang Negara). Proses ini dilakukan oleh perusahaan dengan dibantu oleh investment bank.
Dengan semakin canggihnya financial engineering, timbul suatu ide bagaimana kalau pada kredit-kredit rumah seperti KPR itu dilakukan proses securitization? Proses securitization ini banyak dilakukan oleh Lehman Brothers dan Merril Lynch dan paket “surat berharga” tersebut diperjualkan ke seluruh dunia. Termasuk bank-bank di Eropa dan Asia - (serta Indonesia). Mengapa karena surat berharga ini menjadi salah satu alternatif investasi yang dilakukan oleh perusahaan - perusahaan pengelola keuangan dunia? Misalnya perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk premi asuransi. Kemudian perusahaan ini menginvestasikan uangnya dengan membeli berbagai macam saham, bond, komodities, real estate dan lain sebagainya.
Krisis terjadi pada saat nilai surat-surat berharga ini menjadi nol alias valueless. Selama para pemilik rumah di Amerika bisa bayar cicilan rumah - ya semuanya akan berjalan lancar. Lalu mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini karena suku bunga di Amerika Serikat sangat rendah selama bertahun-tahun. Begitu rendahnya sehingga memicu orang untuk ramai-ramai untuk membangun rumah. Dengan harapan rumahnya bisa dijual kembali untuk mendapatkan uang. Jadi para penduduk Amerika mengajukan kredit KPR ke bank - bangun rumah - harga rumah naik - jual rumah - bayar hutang - mendapatkan profit. Kalau tidak sanggup dapat KPR bisa dapat fasilitas subprime mortgage (bunga lebih tinggi dari normal). Saking ramainya orang-orang membangun rumah - stok rumah di Amerika menjadi oversupply. Harga rumah turun. Akibatnya ramai-ramai orang mengajukan default alias bangkrut. Bank - bank sekarang mendapatkan begitu banyak aset yang nilainya jatuh dan kehilangan sumber pendapatan kas. Surat berharga nilainya menjadi nol karena arus kas yang timbul dari cicilan rumah tidak ada lagi. Amerika rontok seluruh dunia kebagian.

2.2 Dampak Krisis Global bagi Indonesia
a. Saham
Dengan penutupan Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak Rabu, 8 November 2008, Ketika itu kan Econit dalam Economic Outlook menyebut tahun 2008 sebagai ‘Tahun Balon’ (Year of The Bubbles), bahwa akan terjadi koreksi dan gelembung finansial akan pecah. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, BEI untuk pertama kalinya dalam sejarah melakukan penghentian perdagangan saham, karena penurunan indeks yang besar, yakni mencapai 10,30%. Selain masalah di pasar bursa, ekonomi Indonesia juga mengalami pengaruh akibat kurs rupiah yang terus melorot, dan pada perdagangan di valuta hari Rabu (8/10) sempat menyentuh angka Rp9.700 per dolar Amerika Serikat (AS). Ini merupakan dampak langsung terhadap perekonomian Indonesia akibat krisis industri keuangan AS yang berimbas kepada krisis ekonomi global.

b. Ekspor
Krisis ekonomi global memang membuat banyak pesanan produk ekspor asal Indonesia dihentikan atau ditunda pengirimannya. Tapi di sisi lain, harga sejumlah produk ekspor Indonesia justru naik. Meski demikian, jika krisis ekoniomi global terus berlanjut, bukan tak mungkin daya beli masyarakat luar negeri ikut merosot.
Ini saatnya bagi dunia usaha Indonesia untuk lebih memanfaatkan peluang pasar domestik, melakukan diversifikasi pasar dan produk usaha. Perusahaan-perusahaan yang akan survive adalah perusahaan-perusahaan dengan pasar yang terdiversifikasi antara pasar domestik dan ekspor. Diversifikasi pasar ekspor perlu terus dilakukan dengan memanfaatkan peluang pasar-pasar nontradisional Indonesia seperti negara-negara Eropa Timur dan Timur Tengah. Selain itu pengusaha harus meningkatkan daya saing produk serta melakukan diversifikasi jenis produk. Pengusaha harus semakin kreatif mengantisipasi dampak krisis keuangan global ini. Tidak kalah pentingnya bagi pengusaha adalah menjaga hubungan industrial tetap kondusif. Manajemen perusahaan dan serikat pekerja harus mulai mengantisipasi permasalahan perburuhan yang akan muncul seperti ancaman PHK, pengurangan jam kerja, pengurangan upah/gaji, penggunaan tenaga kerja kontrak dan outsourcing.

2.3 Peran Indonesia dalam Menghadapi Krisis Global
a. Peran Warga Negara Indonesia
Sebagai warga negara yang baik dan tidak ingin terkena imbas dari krisis global, mungkin kita dapat melakukan hal-hal kecil yang sekiranya dapat menghadapi krisis global, seperti mengurangi jalan-jalan ke Mall, Supermarket, sebab nafsu belanja kadang timbul dari tempat ini, padahal kita tahu bahwa harga-harga sedang mengalami peningkatan terutama harga barang elektronik. Rencanakan belanja hemat, cacat yang akan dibeli sebelum belanja, belanja di pasar tradisional, beli produk lokal, buah lokal, makanan lokal, mainan anak-anak buatan lokal.
Rubah kebiasaan naik mobil, sepeda motor, atau kendaraan bermotor lainnya, karena harga BBM yang naik dan tidak stabil dan jumlahnya selalu menurun dan tidak bisa diperbaharui.
b. Peran Pemerintah
Maraknya kasus krisis Global ini menyebabkan masalah global keuangan dunia. Untuk mengatasi hal itu, Presiden Indonesia memberikan sepuluh arahan, dan beliau tetap optimis “Ekonomi Asia akan tetap Oke”. Oleh karena itu Beliau menyuruh kita untuk “Don’t Worry Be Happy”. Seperti disampaikan Presiden sejak Senin, 6 Oktober 2008, beliau kembali meminta agar pelaku pasar tetap tenang, rasional, berpikir jernih sambil berusaha mencari jalan keluar agar Indonesia tidak terganggu dampak krisis keuangan global.
SBY juga mengingatkan, kondisi pasar modal hanya mempengaruhi, tetapi tidak menggambarkan seluruh situasi perekonomian Indonesia. Presiden meminta dukungan dari semua pihak agar tenang dan berpikir jernih bersama pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan dunia usaha untuk memastikan bahwa pengaruh krisis global terhadap perekonomian Indonesia dapat diminimalkan. Selaku Presiden, SBY berjanji untuk tetap memprioritaskan program-program perlindungan bagi rakyat dan memproteksi ekonomi rakyat. Presiden menjelaskan, program untuk melindungi ekonomi rakyat pada 2008 dianggarkan Rp 290 triliun. Dari jumlah itu, sudah dikucurkan Rp 173 triliun selama periode Januari sampai Oktober 2008.
Presiden menambahkan, sektor riil di negara mana pun pasti terpengaruh oleh krisis keuangan global. Namun, pemerintah dan dunia usaha tetap berusaha agar sektor riil di Indonesia tetap bergerak.
Berikut ini, sepuluh arahan / sepuluh jurus dari SBY :
1. Semua kalangan tetap optimis, dan bersinergi menghadapi krisis keuangan, untuk memelihara momentum pertumbuhan dan mengelola serta mengatasi dampak krisis itu. “Kita tidak seharusnya panik. Mari kita jaga kepercayaan masyarakat. Insya allah kita bisa atasi”.
2. Tetap pertahankan nilai pertumbuhan enam persen yang ditargetkan tahun ini. Yang perlu dijaga, ujar Presiden adalah komponen permintaan, konsumsi , pembelanjaan pemerintah, investasi, ekspor dan impor.
3. “Mari kita manfaatkan perekonomian domestik dan mengambil pelajaran dari krisis tahun 1998 dimana sabuk pengaman perekonomian domestik adalah sektor UMKM, pertanian, dan sektor informal”.
4. Optimalisasi APBN 2009 untuk memacu pertumbuhan dan membangun social safety net dengan sejumlah hal yang harus diperhatikan yaitu infrastruktur, alokasi penanganan kemiskinan, ketersediaan listrik serta pangan dan BBM.
5. Dunia usaha khususnya sektor riil harus tetap bergerak meskipun ekspansi bisa berkurang akibat krisis ini. “Pajak dan penerimaan negara tetap terjaga supaya pengangguran tidak bertambah”. Kewajiban BI dengan jajaran perbankan adalah mengembangkan kebijakan agar kredit dan likuiditas tersedia agar sektor riil bergerak. Kewajiban pemerintah mengeluarkan kebijakan regulasi iklim dan insentif agar sektor riil tetap bergerak. “Kewajiban swasta lebih adaptif dan terus mempertahankan kinerja, tetap mencari peluang dan share the hardshift”.
6. Semua pihak agar cerdas menangkap peluang untuk melakukan persaingan dan kerjasama ekonomi dengan negara sahabat. “Ekonomi asia akan tetap oke, pasar di AS dan Eropa akan lebih tertutup dan melemah untuk ekspor. Bikin produk indonesia lebih kompetif”.
7. Galakkan kembali penggunaan produk dalam negeri sehingga pasar domestik akan bertambah kuat. “Menteri berikan insentif dan disinsentif agar kita tetap gunakan produksi dalam negeri. Cegah dumping barang luar negeri belok ke pasar dalam negeri”
8. Tingkatkan sikap profesionalisme. Jajaran pemerintah khususnya memperkokoh sinergi dan kemitraan atau partnership dengan jajaran perbankan dan swasta. “Cegah dan hilangkan buruk sangka atau kecurigaan. Semua berperan semua penting. Kalau ada masalah selesaikan dengan baik”
9. Kerja Sama dalam menghadapi masalah. Semua kalangan diminta menghindari sikap egosektoral dan memandang remeh masalah yang dihadapi. “Saya tidak bisa terima kalau tidak ada solusi dan jalan keluar. Betapapun penting dan kuatnya tidak akan bisa berjalan sendiri”
10. Tidak melakukan langkah non partisan. Berkaitan dengan pada 2008 dan 2009 merupakan tahun politik dan tahun pemilu, namun Presiden meminta semua kalangan tak melakukan langkah non partisan. Untuk kepentingan rakyat dan untuk atasi masalah ini.
11. Komunikasi yang bijak. Semua pihak diminta melakukan komunikasi dengan tepat dan bijak kepada rakyat. “Jangan beri angin surga, dont wory be happy. Tetap ajak cegah rakyat waspada”.
Indonesia di ambang kebangkrutan apalagi di Indonesia sedang mengadakan Pemilu tentu banyak energi akan terkuras habis memikirkan pemenangan pemilu. Uang Trilyunan rupiah mendingan digunakan untuk bertahan menghadapi krisis global. Mohon untuk bapak Presiden fokus ke Penanganan Ekonomi rakyat, Tersedianya bahan makanan yang cukup, Pupuk yang cukup, bahan bakar yang cukup, Bibit yang cukup, keamanan dan ketertiban yang terjaga.
Bukan hanya perdagangan sekuritas / saham yang ambruk, Sektor Riil saat ini benar benar tertekan, bahan baku mahal akibat nilai tukar rupiah yang tertekan tajam, eskport tidak laku akibat pembeli tidak ada karena semua pada panik memikirkan diri sendiri, mikir hidup dan mati perusahaan masing masing. Amerika mendadak jadi miskin dan tidak mampu membeli produk dari Indonesia. Bersiaplah anda yang perusaan bergerak dibidang Eksport / Import dan Sekuritas / saham untuk dirumahkan, alias Pemutusan Hubungan Kerja, Alias PHK.

Krisis Global Berlanjut Efisiensi Perusahaan atau Usaha atau Bangkrut.
Lakukan efisiensi disegala bidang, kurangi ngobrol lewat telpon, baik dirumah, dikantor, di sekolah, di perusahaan. Kurangi melakukan pekerjaan yang tidak perlu, jangan membeli barang konsumtif, belilah di pasar tradisional, gantilah mainan anak-anak menjadi mainan yang murah meriah tapi tetap membuat anak anda bahagia.

Tip Menghadapi Krisis Untuk Usaha Kecil
1. Matikan Listrik jika tidak terpakai, Gunakan lampu yang hemat energi
2. Gunakan AC alam, yaitu dengan membuka cendela, atau memasang ventilasi yang memenuhi kesehatan,
3. Kurangi berpergian, yang biasa naik mobil sekarang naik semeda motor, atau kalau dekat berjalan kaki saja kan sehat,
4. Jangan investasi alat-alat elektronik, Komputer, TV, Mesin Cuci, dll, Kalau terpaksa pake komputer cobalah gunakan komputer bekas yang masih bisa digunakan, jangan berfikir cepat dulu tapi yang penting bisa digunakan untuk berkerja.
5. Kurangi akses Internet, terutama yang akses Limited, atau gunakan akses Internet secara bersama, misalkan share dengan Warnet agar warnet masih tetap bisa hidup.
6. Kalau karyawan anda susah diatur, dan tidak produktif, maka beri tawaran, mau kerja lebih produktif atau di PHK (pemutusan hubungan kerja)
7. Segera Tutup semua hutang anda dari pada untuk investasi, tutup Kartu kredit / credit card anda, kencangkan ikat pinggang, Lakukan efisiensi semua lini,
8. Tetap bantu orang yang miskin, prioritaskan orang yang memang tidak mampu, tidak bekerja, tidak ada uang untuk makan, dan tidak ada jalan lain kecuali dia merampok dan mencuri atau mati kelaparan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dampak resesi ekonomi AS dan Eropa terhadap Indonesia tentunya negatif, tetapi karena net-ekspor (ekspor dikurangi impor) hanya menggerakkan sekitar 8% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia, maka dampaknya relatif kecil dibandingkan dengan negara tetangga yang ketergantungan ekspornya ke AS besar.
Namun demikian, krisis finansial global dan lumpuhnya sistem perbankan global yang berlarut akan berdampak sangat negatif terhadap Indonesia, karena pembiayaan kegiatan investasi di Indonesia (baik oleh pengusaha dalam maupun luar negeri) akan terus menciut, penyerapan tenaga kerja melambat dan akibatnya daya beli masyarakat turun, yang akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Dari sini kita tahu bahwa dampak krisis Global terhadap perekonomian Indonesia tidak hanya pada melemahnya nilai tukar Rupiah, namun juga pada berbagai sektor lain yang lebih rumit.

3.2 Saran
Dunia ekonomi global memang sedang bergejolak. Untuk itu, tidak ada salahnya kita meningkatkan kualitas iman dan ketakwaan kita agar tetap berada di jalan yang lurus, meski separah apa pun krisis ekonomi melanda negeri kita. Semoga semua yang buruk segera berlalu dan datanglah masa depan baru yang lebih cerah dan membahagiakan bangsa ini.

Terima kasih atas waktunya untuk membaca DAMPAK ISI KRISIS GLOBAL DI INDONESIA ini, dengan harapan semoga artikel DAMPAK ISI KRISIS GLOBAL DI INDONESIA ini bermanfaat adanya. Dan mohon maaf jika pada artikel DAMPAK ISI KRISIS GLOBAL DI INDONESIA terdapat kesalahan atau kurang memuaskan. Jangan lupa untuk berkunjung kembali ke Wani pada lain kesempatan

Artikel Terkait : DAMPAK ISI KRISIS GLOBAL DI INDONESIA » Makalah

No comments: